Pak Kasim Yang Tamak

Dikisahkan, ada seorang bernama Pak Kasim dan isterinya yang tinggal di tepi hutan. Mereka hidup hanya berdua saja, karena mereka tidak memiliki anak. Setiap harinya, Pak Kasim mencari kayu bakar di hutan untuk dijual atau ditukar dengan barang kebutuhan lainnya.

Pada suatu siang, Pak Kasim yang sudah mengumpulkan kayu sejak pagi, beristirahat di bawah pohon yang rindang. Tiba-tiba mendengar suara minta tolong. Pak Kasim mencari asal suara itu, lalu dia melihat sebatang pohon yang tumbang menutupi sebuah lubang besar. Pak Kasim mengintip ke dalam lubang, dan melihat seekor ular besar berusaha mendorong pohon tumbang itu.

Pak Kasim yang merasa takut bermaksud pergi dari tempat itu. Namun, ular itu memanggilnya dan mengatakan tidak akan menyakitinya. Pak Kasim masih ragu-ragu, namun ular itu berbicara lagi meminta tolong untuk memindahkan pohon agar dia dapat ke luar. Ular itu juga berjanji, dia akan memberikan apa saja yang Pak Kasim minta.

Kemudian, Pak Kasim mendorong batang pohon sehingga ular itu bisa ke luar dari lubang. Ular pun menanyakan apa yang Pak Kasim inginkan, dan dia ingin menjadi kaya.

Pak Kasim pulang dan rumahnya yang awalnya reot, kini sudah menjadi gedung yang megah. Bahkan, isterinya memakai pakaian dan perhiasan yang indah. Di meja makan sudah tersedia makanan yang lezat, sekarang Pak dan Bu Kasim menikmati hidup sebagai orang kaya tanpa harus bekerja.

Tidak lama kemudian, para tetangga mulai membicarakan pasangan yang mendadak menjadi  kaya raya itu. Bu Kasim pun merasa tidak enak, karena para tetangga membicarakan asal usul kekayaan mereka. Beberapa hari kemudian, Bu Kasim berkata bahwa mereka memang kaya dan hidup enak tapi dia tidak suka karena orang-orang justru mengejek mereka.

Bu Kasim lalu meminta Pak Kasim untuk menemui ular itu lagi, dan meminta agar para tetangga menghormati mereka. Kemudian Pak Kasim pergi ke lubang ular itu dan menceritakan apa yang terjadi. Ular itu pun mengabulkannya, dan mengatakan bahwa Pak Kasim kini sudah menjadi raja. Sebelum menyuruh Pak Kasim pulang, ular itu berpesan bahwa Pak Kasim harus menjadi raja yang adil dan bijaksana.

Pak Kasim pun lalu kembali pulang. Baru saja ia masuk ke rumah, ada orang mengetuk pintunya. Ternyata, beberapa pengawal berdiri di depan rumahnya. Mereka menceritakan bahwa raja telah turun tahta dan menjadi pertapa, kini mereka ingin pak Kasim yang menjadi raja.

Pak Kasim kemudian dibawa ke istana dan dinobatkan menjadi raja, sedangkan Bu Kasim menjadi permaisuri. Semua orang menghormati mereka dan melakukan semua perintah mereka. Pada suatu hari, permaisuri ingin memakai gaun kesayangannya. Namun baju itu belum kering setelah dicuci, hingga permaisuri pun kesal.

Esok harinya, matahari bersinar terik sekali dan membuat permaisuri kepanasan. Ia pergi ke kolam di istana bersama beberapa pelayan, tapi sinar matahari membuat kulitnya terbakar.

Permaisuri lalu menemui raja, dan meminta agar matahari mematuhi mereka. Raja pergi ke hutan menemui ular dan mengutarakan keinginannya. Ular pun menjadi marah. Pak Kasim pun kembali pulang ke istana, ia merasa lega karena setidaknya ia masih menjadi raja.

Pada esok harinya, raja yang asli kembali dari pertapaan. Pak Kasim dan isterinya dipersilakan kembali ke rumah mereka, Bu Kasim tidak puas namun tidak dapat berbuat apa-apa. Saat mereka tiba di depan rumah, gedung megah mereka sudah tidak ada lagi. Yang ada hanyalah rumah tua mereka yang sudah reot. Kini, mereka pun menjalani hidup mereka seperti sedia kala.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *